Best Practice Psikologi dalam HRD

HRD (human resource development) adalah salah satu bagian atau fungsi dalam suatu perusahaan. HRD memiliki peran dalam pembangunan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) suatu perusahaan, baik secara struktural maupun fungsional. Pembangunan SDM dimulai dari perencanaan SDM (man power planning), rekrutmen, seleksi , asesmen dan seterusnya. Sedangkan, pengembangan SDM dimulai dari perencanaan pelatihan, pendidikan, coaching, dan seterusnya.

Tidak hanya pembangunan dan pengembangan SDM, HRD di masa kini (current issue) bertransformasi menjadi fungsi yang lebih strategis. HRD mulai diperhitungkan dalam pengembangan perusahaan/organisasi. HRD harus bisa menganalisis pengembangan organisasi (organizational development) yang berhubungan dengan SDM. Sehingga HRD saat ini dituntut untuk bisa mengambil peran dalam eksekusi-eksekusi yang berhubungan dengan manajemen perubahan (change management), budaya organisasi, analisis jabatan, evaluasi jabatan, strategi manajemen kinerja, strategi kompensasi, talent management, HRM berbasis kompetensi dan lain-lain. Continue reading “Best Practice Psikologi dalam HRD”

Cukup sekali psikotes, hasilnya untuk 3 sampai 5 tahun

Berangkat dari pengamatan dan pengalaman saya terhadap psikotes dan asesmen yang diadakan oleh berbagai kalangan membuat saya geli dan ingin menulis sedikit tentang hal tersebut. Saya geli ketika melihat beberapa perusahaan dan beberapa biro mengadakan psikotes setiap ada kandidat yang mau masuk perusahaan atau untuk keperluan lain. Saya geli ketika kandidat tersebut melamar di beberapa perusahaan dengan menggunakan psikotes atau asesmen yang sama.

Coba bayangkan ketika kandidat tersebut menghadiri 3 kali panggilan/undangan mengikuti psikotes di beberapa perusahaan dalam satu hari, berapa kali dalam seminggu ia mengerjakan psikotes maupun asesmen, berapa kali pula apabila ditotal dalam sebulan?!

Sangat tidak efektif dan buang-buang waktu saja.

Terus, apa yang perlu dilakukan melihat hal tersebut? Continue reading “Cukup sekali psikotes, hasilnya untuk 3 sampai 5 tahun”

Assessment Center: Kebutuhan Masa Depan Perusahaan

Beberapa hari ini saya diminta untuk mendampingi proses assessment center di salah satu Kementerian. Assessment Center yang dilakukan terdiri dari 20 batches. Setiap batchnya terdiri dari 15 peserta. Lantas apa yang menarik dari proses assessment center ini? Bagaimana peran assessment center dalam melihat dan mengidentifikasi kompetensi seorang pegawai? Kenapa memakai assessment center, tidak yang lainnya?

Asesmen ini menarik sebab berbeda dengan psikotes atau tes potensi akademik. Asesmen lebih melihat kepada sikap/perilaku sehari-hari sehingga tools yang dipakainya pun banyak berupa tugas-tugas permasalahan yang biasa dihadapai ditempat kerja. Sedangkan, psikotes dan tes kemampuan akademik melihat kecenderunga traits (sifat-sifat), motif, kemampuan, pengetahuan, dan seterusnya sehingga tools yang dipakainya pun sangat baku menurut pola-pola tertentu tergantung pada aspek-aspek apa yang ingin di lihat.

Melihat perilaku para peserta asesmen melalui tugas-tugas yang diberikan sangat bermacam-macam seakan mencerminkan karakter aslinya. Tugas tertulis itu pun seakan menjadi tekanan tersendiri dalam menghadapi stress. Banyak metode memang dalam asesmen misalnya saja metode problem analysis, case analysis, simulasi in tray (simulasi peserta dalam menghadapai tumpukan surat-surat dan atau memo-memo dan bagaimanan men-follow up/mengarahkan surat/memo tersebut), interview, dan leaderless group discussion (LGD) serta metode inventori menggunakan DISC. Continue reading “Assessment Center: Kebutuhan Masa Depan Perusahaan”

Psikologi atau Manajemen SDM, mana yang tepat untuk HRD?

Dalam sebuah milis HR pernah ditanyakan oleh salah satu anggota “apa perbedaan lulusan psikologi dengan manajemen SDM, manakah yang tepat untuk memegang departemen HR?”. Maksud psikologi di sini adalah Psikologi bidang Industri & Organisasi atau yang disebut PIO. Psikologi dibagi beberapa bidang seperti Psikologi Klinis, Psikologi Pendidikan, Psikologi Sosial, Psikologi Perkembangan, dsb. Sebelum membicarakan perbedaan kedua hal tersebut alangkah baiknya kita mengupas terlebih dahulu apa sebenarnya HRD dan sejauhmana ruang lingkupnya.

Departemen HR dalam suatu perusahaan memegang peranan yang penting mulai dari pengelolaan administrasi karyawan, rekrutmen & seleksi, pengembangan kompetensi karyawan, mendesain organisasi, manajemen perubahan, bahkan sampai pada peran strategis sebagai partner bisnis dalam perencanaan strategis, menentukan kebijakan dan arah jangkah panjang pengembangan sumber daya manusia dalam suatu perusahaan. Lebih lengkap apa saja yang perlu dikuasai professional HR baca disini. Continue reading “Psikologi atau Manajemen SDM, mana yang tepat untuk HRD?”

Peran Psikologi Perdamaian Terhadap Resolusi Konflik

By: Abda Alif

Dalam sejarah, konflik adalah suatu gejala yang tidak terpisahkan dari hidup manusia. Gejala konflik bukan hal yang baru. Sejak zaman dahulu konflik telah hadir di tengah-tengah kehidupan dan kenyataan sehari-hari. Sebut saja, mulai dari mitologi Yunani, Romawi, Persia, India, Mesir bahkan di Jawa telah menggambarkan berbagai konflik baik yang terjadi di tengah dewa-dewa, malaikat, makhluk-makhluk yang bukan manusia, maupun di antara mereka dengan manusia, bahkan di antara manusia dengan manusia.[1] Hal tersebut menunjukkan bahwa konflik merupakan bagian dari kehidupan manusia, konflik selalu ada dan tidak akan lenyap dari kehidupan manusia selama ia masih berhubungan dengan masyarakat. Continue reading “Peran Psikologi Perdamaian Terhadap Resolusi Konflik”